Gejala Penyakit Lupus Dan Pengobatannya
Apa Penyakit Lupus Itu?
Bukan Penyakit Keturunan
Seabad lalu, penyebab penyakit ini
diperkirakan adalah karena faktor keturunan, selain faktor hormon dan
lingkungan (seperti stres, sinar matahari, infeksi, makanan dan
obat-obatan). Namun, kini disimpulkan para ahli bahwa penyebab dari
penyakit Lupus adalah bukan merupakan penyakit keturunan!
Penyakit Lupus tidak diturunkan, hanya
5-10% pasien Lupus yang diturunkan dalam keluarga. Sebagian besar (90%)
pasien Lupus tidak mempunyai saudara ataupun orangtua yang juga sakit
Lupus.
Lebih Banyak Dialami Perempuan
Penyakit Lupus menyerang hampir 90%
perempuan. Kini tercatat kurang lebih sekitar 5 juta pasien Lupus
tersebar di seluruh dunia dan setiap tahunnya bertambah sebanyak 100.000
pasien baru.
Data di Amerika menunjukkan angka
kejadian penyakit Lupus Ras Asia lebih tinggi dibandingkan ras Kaukasia.
Di Indonesia jumlah penderita Lupus yang tercatat sebagai anggota YLI
789 orang, tetapi bila kita melakukan pendataan lebih seksama jumlah
pasien Lupus di Indonesia akan lebih besar dari Amerika ( 1.500.000
orang).
Siapa saja yang bisa terserang Lupus ?
Lupus seringkali disebut “penyakit wanita” meskipun faktanya laki- laki
juga ada yang terkena. Lupus dapat diturunkan pada semua umur, namun
sebagian besar pasien ditemukan pada perempuan usia produktif. Sembilan
dari 10 orang dengan Lupus (Odapus) adalah wanita. Alasan mengapa Lupus
lebih banyak menyerang kaum perempuan produktif, Hingga saat ini belum
diketahui pasti apa penyebabnya. Jumlah terbesar penderitanya dialami
oleh perempuan di usia belasan tahun (yang sudah mendapatkan
menstruasi).
Selain itu penyakit Lupus juga berhubungan dengan “hormon estrogen”
yang banyak di produksi oleh perempuan. Tapi, secara pasti, penyakit
Lupus ini (jarang) ditemukan pada anak-anak usia balita atau wanita menopouse.
Pada perempuan usia subur dengan laki-laki perbandingannya adalah : 10 :
1 dan perbandingan ini akan mengecil pada kelompok perempuan usia
menopuse.
Karena dialami oleh perempuan di usia
subur, penyakit Lupus ini dapat menganggu kehamilan (terjadinya abortus,
gangguan perkembangan janin/bayi mati sebelum dilahirkan). Terdapat
peningkatan risiko dari aktivitas penyakit selama 3 atau 4 minggu
setelah kehamilan.. Ada pula penyakit Lupus yang baru dijumpai pada saat
kehamilan atau setelah melahirkan. Tetapi hal ini bukan berarti kaum
perempuan harus ketakutan untuk mendapatkan keturunan. Kesuburan
perempuan dengan Lupus tidak berpengaruh edngan penyakitnya. Data YLI
menyebutkan banyak Odapus yang bisa memperoleh keturunan dengan keadaan
bayi dalam kondisi sehat.
Bagi kaum perempuan yang mengalami Lupus
diperbolehkan untuk hamil, memperoleh keturunan, di bawah pengawasan
dokter secara penuh. Para dokter umumnya akan menganjurkan bagi pasien
Lupus yang berat, apabila sudah memiliki anak sebaiknya tidak memiliki
anak lagi selama masa kehamilan harus selalu kontrol secara teratur ke
dokter ahli pemerhati Lupus untuk Lupusnya dan dokter kandungan untuk
kehamilannya.
Masih Misterius
Penyakit Lupus sampai sekarang ini masih
misterius. Walaupun penyakit ini sudah terdeteksi selama 150 tahun
lebih tapi hingga kini belum diketahui secara pasti apa penyebabnya dan
cara penyembuhan secara tuntas. Selama ini upaya yang dilakukan para tim
medis ? hanya sebatas untuk menekan – mengurangi gejala lupus . Bahkan
rumah sakit yang khusus menangani penyakit ini belum tersedia – masih
sebatas rumah sakit atas rujukan dokter setempat. Sehingga Lupus
dianggap sebagai penyakit autoimmune disease yang paling menonjol beberapa tahun belakangan ini.
Cara Pengobatan :
Beberapa pasien lupus Alhamdulillah
merasa staminanya lebih meningkat tidak lemah dan sakit-sakitan, bahkan
anehnya menurut pengakuannya virusnya negatif, ini sangat luar biasa
setelah konsumsi 5 – 10 btl Gold-G Sea Cucumber Jelly dengan dosis awal 3
x 3 sendok makan per hari setelah makan selama 1 minggu dan selanjutnya
3 x 2 sendok makan, untuk menjaga kondisi kesehatan selanjutnya cukup 2
x 1 sendok makan per hari saja,? sangat aman dan tanpa efek samping.
Definisi Lupus
Lupus adalah penyakit kronik / menahun,
merupakan penyakit daya tahan tubuh atau disebut penyakit “autoimun”
artinya kekebalan / perlindungan (immune) terhadap jaringan tubuh
sendiri ( auto ). Pada manusia normal, sistim kekebalan tubuh akan
membuat antibodi yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai
macam virus, kuman, atau bakteri dan benda?benda asing lainnya.
Benda?benda asing ini disebut antigen. Pada penyakit autoimune seperti
Lupus, sisitim kekebalan kehilangan kemampuan untuk melihat perbedaan
antara substansi asing dengan sel dan jaringan tubuh sendiri. Pada Lupus
produksi antibodi ini terlalu berlebihan. Sayangnya saking berlebihan
antibodi ini tidak “menyerang” pada “kuman atau musuhnya” tetapi justru
“menyerang” sistim kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri. Antibodi
seperti ini disebut “auto-antibodi” bereaksi dengan antigen “sendiri”
membentuk kompleks imun . Kompleks imun yang terdapat dalam jaringan
dapat menyebabkan peradangan, luka pada jaringanan rasa sakit. Sistim
kekebalan ini tidak mengenal mana teman mana lawan.
Lupus dikatakan “great imitator”(peniru
yang ulung) / “mimikri” (menyerupai penyakit lain), bukan satu jenis
penyakit, amat heterogen. Gejala Lupus dapat terjadi dari ringan sampai
berat. Gejala pada sebagian Odapus cukup ringan. Sedangkan bagi yang
lainnya, lupus bisa menjadi masalah serius dan dapat berakibat fatal
bahkan mengancam kelangsungan hidupnya.
Penyebab Penyakit Lupus
Penyebab munculnya penyakit Lupus ini
hingga kini masih belum diketahui secara pasti “apa penyebab”nya. Namun
yang pasti gejala-gejala umum dari penyakit lupus ini bervariasi, mulai
dari gejala yang ringan (hanya mengenai bagian kulit dan persendian)
sampai pada gejala serius yang dapat mengancam jiwa manusia jika lupus
menyerang organ vital. Karena itu kenalilah semenjak dini bila anda
merasakan adanya keluhan dari gejala-gejala umum yang terdapat penyakit
lupus.
Perlu diingat bahwa Lupus adalah “Bukan” penyakit menular, bukan penyakit AIDS, bukan penyakit kelamin serta bukan penyakit kanker. Lupus adalah penyakit kelainan antibodi .
- Sistem kekebalan tubuh (zat antibodi-nya) justru menyerang diri sendiri dan menjadi perusak sehingga menimbulkan gejala Lupus. Dengan kata lain, penyakit Lupus ini disebut sebagai autoimun = sistem kekebalan tubuh tidak mengenal mana teman atau lawan. (Kelebihan antibodi)
- Bukan jenis penyakit virus, kuman atau bakteri.
- Faktor penyebab munculnya gejala Lupus hingga kini belum diketahui dengan pasti.
- Lebih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
- Sebagian besar ditemukan pada perempuan usia produktif.
- Apabila terjadi infeksi, masih bisa diobati.
- Bukan jenis penyakit menular.
Jenis-Jenis Penyakit Lupus
Jenis-jenis penyakit Lupus ada 3 yaitu :
1. Discoid Lupus – organ tubuh yang terkena hanya bagian kulit!
Dapat dikenali dari ruam yang muncul
dimuka, leher dan kulit kepala, ruam di sekujur tubuh, berwarna
kemerahan, bersisik, kadang gatal. Pada Lupus jenis ini dapat didiagnosa
dengan menguji biopsi dari ruam. Pada discoid lupus hasil biopsi akan
terlihat ketidak normalan yang ditemukan pada kulit tanpa ruam. Dan,
jenis ini pada umumnya tidak melibatkan organ-organ tubuh bagian dalam.
Oleh karena itu, tes ANA (pemeriksaan darah yang digunakan untuk
mengetahui keberadaan sistemik lupus – hasilnya bisa saja bersifat
negatif pada pasien pengidap discoid lupus. Akan tetapi pada sebagian
besar pasien dengan jenis discoid lupus ? hasil pemeriksaan ANA-nya
positif, tetapi masih dalam tingkatan atau titer yang? rendah. 10%
pasien Discoid dapat menjadi SLE.
2. Drug-Induced Lupus – lupus yang timbul akibat efek samping obat.
Pada lupus jenis ini baru muncul setelah
odapus menggunakan jenis obat tertentu dalam jangka waktu yang panjang.
Ada 38 jenis obat yang dapat menyebabkan Drug Induced. Salah satu
contoh faktor yang mempengaruhi DIL adalah akibat penggunaan obat-obatan
hydralazine (untuk mengobati darah tinggi) dan procainamide (untuk
mengobati detak jantung yang tidak teratur). Tapi tidak semua penderita
yang menggunakan obat-obatan ini akan berkembang menjadi drug induced
Lupus, hanya sekitar 4% orang-orang yang menggunakan obat-obatan
tersebut yang akan berkembang menjadi drug induced dan gejala akan
mereda apabila obat-obatan tersebut dihentikan. Gejala dari drug-induced
lupus (DIL) serupa dengan sistemik lupus. Umumnya gejala akan hilang
dalam jangka waktu 6 bulan setelah obat dihentikan. Pemeriksaan Tes
AntiNuclear Antibody ( ANA ) dapat tetap positif.
3. Sistemic Lupus Erythematosus.
Lupus ini lebih berat dibandingkan
dengan discoid lupus, karena gejalanya menyerang banyak organ tubuh atau
sistim tubuh pasien Lupus. Pada sebagian orang hanya kulit dan sendinya
saja yang terkena, akan tetapi pada sebagian pasien lupus lainnya
menyerang organ vital organ : Jantung – Paru, Ginjal, Syaraf, Otak.
Namun perlu dicatat :
Umumnya tidak ditemukan adanya dua orang odapus terkena Sistemik lupus
dengan gejala yang persis sama. Lupus sistemik bisa masuk periode
dimana, jika ada, gejalanya membaik (remisi), dan dilain waktu penyakit
dapat menjadi lebih aktif ( flare up ). Gejala dari yang paling ringan
sampai yang paling berat.
Faktor Penyebab Lupus
Faktor penyebab terserangnya seseorang
terhadap penyakit Lupus hingga kini belum diketahui, tetapi pengaruh
lingkungan dan faktor genetik, hormon diduga sebagai penyebabnya.
Faktor Genetik : Tidak
diketahui gen atau gen – gen apa yang menjadi penyebab penyakit
tersebut, 10% dalam keluarga Lupus mempunyai keluarga dekat ( orang tua
atau kaka adik ) yang juga menderita lupus, 5% bayi yang dilahirkan dari
penderita lupus terkena lupus juga, bila kembar identik, kemungkinan
yang terkena Lupus hanya salah satu dari kembar tersebut.
Faktor lingkungan
sangat berperan sebagai pemicu Lupus, misalnya : infeksi, stress,
makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penisilin), cahaya
ultra violet (matahari) dan penggunaan obat – obat tertentu.
Faktor hormon, dapat
menjelaskan mengapa kaum perempuan lebih sering terkena penyakit lupus
dibandingkan dengan laki-laki. Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit
Lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung
keyakinan bahwa hormon, khususnya ekstrogen menjadi penyebab pencetus
penyakit Lupus. Akan tetapi?hingga kini belum diketahui jenis hormon apa
yang menjadi penyebab besarnya prevalensi lupus pada perempuan pada
periode tertentu yang menyebabkan meningkatnya gejala Lupus masih belum
diketahui.
Lupus sering kali disebut sebagai
“penyakit perempuan”, meskipun faktanya ada juga laki-laki yang terkena
Lupus. Lupus dapat terjadi pada semua usia anak, dewasa.
Walaupun terjadinya penyakit Lupus10-15
kali lebih banyak terjadi pada perempuan usia produktif dibandingkan
dengan laki-laki. Gejala penyakit Lupus pada perempuan dan laki-laki
pada umumnya adalah sama. Tetapi risiko timbulnya Lupus pada perempuan
dewasa usia subur 8 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan laki-laki
dewasa. Beberapa data menunjukkan insiden penyakit Lupus ras Asia lebih
tinggi dibandingkan ras Kaukasia.
Faktor sinar matahari
adalah salah satu kondisi yang dapat memperburuk gejala Lupus. Diduga
oleh para dokter bahwa sinar matahari memiliki banyak ekstrogen sehingga
mempermudah terjadinya reaksi autoimmune. Tetapi bukan berarti bahwa
penderita hanya bisa keluar pada malam hari. Pasien Lupus bisa saja
keluar rumah sebelum pukul 09.00 atau sesudah pukul 16.00 dan disarankan
agar memakai krim pelindung dari sengatan matahari. Teriknya sinar
matahari di negara tropis seperti Indonesia, merupakan faktor pencetus
kekambuhan bagi para pasien yang peka terhadap sinar matahari dapat
menimbulkan bercak-bercak kemerahan di bagian muka.kepekaan terhadap
sinar matahari (photosensitivity) sebagai reaksi kulit yang tidak normal terhadap sinar matahari.
Empat puluh hingga 60% pasien SLE adalah rentan terhadap photosensitive.
Terkena cahaya matahari secara berlebihan diperkirakan sebagai faktor
pemicu serangan dari penyakit SLE dan memperburuk cutaneous (discoid)
lupus.
Pasien Lupus, harus menyadari bahwa
sinar matahari adalah “musuh” bagi mereka. Gaya hidup yang sensitif akan
memperkecil tekena dari sengatan sinar UV yang berlebihan. Aktivitas di
luar gedung sebaiknya diselesaikan sebelum jam 10 pagi dan setelah jam 2
siang – saat cahaya UV kurang begitu menyengat. Pasien Lupus sebaiknya
tidak berjemur atau berpanas-panas dan tidak membuat kulitnya menjadi
coklat terbakar sinar matahari.
Karena itu gunakan pelindungmatahari
yang dapat menghambat cahaya matahari (sunblock) dan yang menahancahaya
matahari (sunscreens). Penghambatcahaya matahari (sunblock) .
Aku & Lupus, Tiara.S
0 comments:
Post a Comment